Kamis, 24 Mei 2012

Tanda Titik Sebuah Catatan Kecil

Secara unik, setelah hubungan yang sangat singkat itu berlalu, Naya masih mau berhubungan baik dengan gue. Meskipun tidak sedekat dan seintensif dulu tapi kita tetap menjaga hubungan baik karena memang awalnya kita bertemu dengan baik pula.
Lucunya, terkadang kita berdua sering kelepasan memanggil “yang” padahal status kita udah bukan lagi orang yang terikat oleh kata pacaran. Namun itu semua hanya berlangsung beberapa saat saja dan gue kembali sadar ternyata memang selama ini gue yang salah dan terlalu egois ketika memulai hubungan ini. Gue terlalu memaksakan keinginan gue buat milikin dia yang padahal dia setenga hati menjalani hubungan ini. Seharusnya gue sadar dari awal hubungan ini ga akan berlangsung lama, dan hubungan ini ga akan pernah berjalan sesuai dengan keinginan gue, karena secara jelas kita terlalu banyak memiliki perbedaan.

Gue yang selalu menjalani sebuah hungungan dengan serius ga pernah sejalan dengan dia yang masih terlalu ngambang dalam menjalani hubungan. Dia ga pernah mau hubungan kita diketahui orang banyak, entah kenapa dia minta gitu. Awalnya dia mau hubungan ini disimpen buat kita aja karena di berfikir ini kita yang jalanin dan orang lain ga perlu tau juga apa yang kita jalanin, memang ga ada yang salah dengan prinsip dia. Tapi semua terasa sangat ga adil karena ketika dia sedang bersama temannya, seakan kita gak pernah punya hubungan apa-apa. Gue bingung dengan sikap dia ke gue dan satu-satunya kemungkinan yang ada adalah dia ga mau teman-temannya tau kalalu dia dekat dengan gue. Ya ,mungkin kalau diibaratkan dia adalah seorang bangsawan yang gak pernah mau ketawan oleh bangsawan-bangsawan lainnya kalo dia dekat dengan orang yang memiliki perbedaan kasta ini.

Waktu bergerak maju dan frekuensi komunikasi kita semakin jarang bahkan hampir tidak pernah, tanpa gue sadari ternyata kita menjadi teman yang menjauh. Selanjutnya hidup gue berlalu begitu aja, gue sibuk dengan tugas akhir, dia pun sibuk dengan kehidupannya sendiri. Seperti diputar kembali oleh mesin waktu ternyata pertemuan gue dengannya begitu cepat berlalu semenjak kita pertama kali bertemu di seven eleven dekat Trans TV, semenjak pertama kali gue menginjakan kaki dikosan dia, semenjak gue pertama kali suka sama dia.

Suatu malam di hari senin ketika gue buka twitter, persis yang gue lakukan ketika petama kali tidur dikamar kostnya dan entah apa yang mendorong gue untuk mencari namanya dan ingin mengetahui apa yang sekarang terjadi dengan dia, @naya akun yang coba gue telusuri lewat pc kamar gue, ternyata dia ga banyak berubah, dia masih seperti Naya yang gue kenal dulu dia masih suka menuliskan kata-kata galaunya atau sekedar berkicau kangen dengan teman-temannya. Sesaat gue berfikir apa dia masih inget semuanya, semua dari awal kita ketemu sampai hari terakhir kita tatap muka. Mungkin dia udah lupa semuanya tapi gue ga akan pernah bisa lupa, gue inget semua detailnya, gue inget pertama kali kita ketemu di seven eleven dekat trans tv dia memakai baju warna kuning dan celana jeans hitam, gue inget dia membeli secangkir minuman hangat entah itu hot chocolate atau hot coffee, gue juga masih inget ketika gue mencoba membuat suasana lucu ketika perjalanan pulang ke bogor dan ternyata dia ga ketawa karena dia lagi mendengarkan musik dari bbnya, gue juga masih inget ketika kita mampir dulu ke warung nasi goreng di bogor karena hujan dan dia memesan sepiring bihun goreng persis yang dipesan kakaknya. Gue inget semuanya dan itu ga akan pernah bisa gue lupa sampai saat gue tulis cerita ini .

Sampai pada suatu detik yang ga pernah gue sangka itu terjadi, gue membaca salah satu tweet dia sekitar seminggu setelah kita pisah, “ kalo aku lagi sendiri gini aku suka kangen kamu bal :’) “, sebuah kalimat yang sekejap membuat gue terdiam. Iqbal ?, ya gue inget dia salah satu mantanya yang pernah dia certain ke gue waktu kita pacaran dulu, gue juga inget ternyata dulu ketika gue memperlihatkan display picture Naya ke teman SMA gue, teman gue bilang dia pernah liat Naya sebelumnya, dan ternyata teman gue kenal dengan Iqbal yang ternyata gue baru sadar dia orang yang selama ini membuat Naya ga pernah mau serius menjalani hubungannya dengan gue. Satu tarikan nafas yang panjang mencoba menghilangkan rasa sesak didada gue untuk sesaat, akhirnya gue mendapatkan sebuah jawaban pasti dari titik persimpangan gue berdiri selama ini. Ternyata Tuhan mencoba menunjukan ke gue kalo Naya ga pernah mau serius karena satu alasan yang akhirnya gue temuin sekarang dan ini merupakan tanda titik dalam secarik catatan kehidupan gue.

Roti cokelat yang gue makan ketika membuka twitter itu, sekejap terasa hambar di mulut ketika gue sadar kalau selama ini cinta gue ke Naya cuma cinta yang bertepuk sebelah tangan. Cinta yang ga pernah disambut dia sedikitpun, ternyata benar apa yang teman gue pernah bilang tentang sebuah hubungan yang diawali dari ketidakcocokan, terasa miris sekali ketika kita punya mimpi yang begitu tinggi namun kita tidak pernah bisa meraih mimpi tersebut sampai-sampai kita butuh bantuan orang lain untuk membangunkannya karena kita terlalu terlelap didalam mimpi yang semu.

Setelah selesai dengan sepotong roti coklat kesukaan gue, sejenak gue berfikir kenapa sih kita harus ngerasa komplit dalam hidup ini dengan kehadiran seseorang, kenapa gak dengan kehadiran atau hal lainnya. Kenapa kesempurnaan hidup kita harus ditentukan dengan kehadiran orang lain atau yang orang sebut belahan jiwa. Semua terasa tidak adil buat nalar gue. Bagaimana dengan jomblo abadi yang mati sendirian? Bagaimana dengan orang lain yang egois akan dirinya sendiri dan tidak punya waktu untuk mencintai orang lain? Atau bagaimana dengan orang yang cintanya selalu bertepuk sebelah tangan seperti gue?

Mungkin cuma satu yang bisa menggabarkan itu. Unrequited love.

Unrequited love atau cinta yang tak terbalas mungkin salah satu yang paling menyedihkan. Mungkin rasanya seperti di sadarkan kalo kita ga sempurna dan gak mungkin bisa mendekati orang yang kita suka apalagi memilikinya. Semua terasa sangat hambar dalam hidup ini, roti cokelat yang manis pun terasa sangat hambar dimulut ketika gue sadar ternyata cinta gue bertepuk sebelah tangan. Mungkin benar yang dikatakan Charlie Brown dalam bukunya ketika dia kehilangan rasa selai kacang dimulutnya saat cintanya bertepuk sebelah tangan dan gue juga ngerasain semua itu, “ Nothing takes the taste out of peanut butter quite like unrequited love ”. Ya semuanya sungguh sangat nyata dan ironis karena gue baru sadar ternyata Naya adalah orang yang menghilangkan rasa manis roti cokelat di lidah gue.

How I Met You, Not Your Friend

PING!! Bb gue bunyi berkali-kali waktu lagi browsing dikamar sendirian, ternyata temen gue si Mumu. Ga biasanya dia sampe ngeluarin jurus ping attacknya ke gue, ini pasti ada sesuatu yang penting, jangan sampe aja dia ngebbm gue lagi cuma buat nyuruh dateng kerumahnya meriksain komputernya yang dia bilang rusak padahal cuma salah nyolokin kabel antara monitor sama cpu. Untungnya kali ini dia bener-bener bbm gue dengan informasi yang penting banget buat gue sebagai mahasiswa semester empat yang harus udah mikirin tempat dimana gue akan pkl atau praktek kerja lapangan. Singkat cerita gue diajakin dia untuk ikut daftar PKL ke Trans TV dan keesokan harinya tepatnya hari kamis kita langsung tancap gas menuju Jakarta naik kereta sampai nyasar dulu muter-muter karena salah naik. Setelah muka gue dan Mumu lecek macam cucian demek yang kaga kering dijemur akhirnya kita sampai juga di kantor stasiun tv itu, dengan tampang udah gak layak edar akhirnya kita berdua ketemuan dengan salah satu kenalan Mumu yang memang udah janjian sebelumnya, namanya ka Amel dan gue yakin kesan pertama dia waktu ngeliat muka gue adalah ini tukang sedot wc dari mana kok bisa bareng si Mumu dan gue tau hal itu terjadi karena ukuran lobang hidung gue yang cukup besar buat nyedot septictank 5 kecamatan, ok sekali lagi gue merasa diperkosa secara tidak langsung karena ukuran hidung yang abnormal dan berbanding lurus dengan kelakuan gue.

Setelah gue selesai berurusan dengan ka Amel dan disuruh nunggu hasilnya, gue dan Mumu langsung bergegas pulang karena kita berdua tau muka kita udah gak layak edar atau bahkan akan menimbulkan radiasi yang teramat dahsyat sampe bikin acara tv semuanya burem, ini tragis.
Dua minggu berlalu begitu aja tanpa ada konfirmasi dari pihak stasiun televisi yang sampai ngebuat gue down banget kalo sampai ga keterima, bukan karena gak bisa pkl tahun ini tapi karena gue bakal gagal ngecengin karyawan-karyawan cewenya yang gue rasa sebelum masuk kerja disini ada proses seleksi muka karena kalo dirata-ratakan dengan rumus statistik dan ilmu matematika nilai mereka diatas 90 atau kalau di kalkulasikan dengan nilai IPK bisa cum laude deh.

Sampai saat yang paling mendebarkan pun tiba ketika ka Amel kirim bbm ke gue kalo sebentar lagi bakal ada HRD yang nelepon gue buat ngasih kepastian apakah gue berhasil lolos audisi dan menuju Jakarta atau langkah gue harus terhenti sampe di cibinong aja. Suasana mendadak hening, gue diam, bb diam, Ayu ting ting pun ikut diam, ini Ayu ting ting ngapain ada rumah gue nungguin kepastian magang, masa iya alamat palsu yang dia cari selama ini ternyata rumah gue, semua seakan menjadi absurd. Bumipun seakan berhenti berotasi karena tegang menunggu hasil keputusan gue. Hingga akhirnya semua terpecahkan dengan bunyi ringtone bb, segera gue angkat tanpa peduli telepon dari siapa itu, hingga semua terjawab
“Hai, kami dari UNGU!! Mau nada sambung kamu kaya gini, pernahkah kau merasa bla bla bla!!!”
Gue bengong, Pasha bengong, Ayu tingting juga bengong.
SETAN!! Ternyata barusan bukan telepon dari HRD tapi dari provider kurang kerjaan yang nelfonin customernya pake suara artis. Gue kembali tertunduk lesu, sejenak gue berfikir kalo HRD itu mungkin salah sambung dan ga akan pernah nelpon gue atau mungkin dia mendapat alamat palsu sama seperti tragedi dan ironi Ayu ting ting . Berselang 10 menit kembali ada telepon masuk dan lagi-lagi nomor yang tidak dikenal, dengan tampang melas gue angkat telpon itu.
“hallo, selamat pagi benar ini dengan Melgy Lisiadi?”, dia membuka obrolan.
“oh iya mas, benar ini siapa ya? Ini bukan Pasha ungu atau Charly st 12 yang nyuruh saya pake nada sambung lagu mas kan ?, jawab gue dengan bodoh
“oh bukan, ini saya Anton HRD Trans TV, mau ngasih tau kalo kamu keterima magang di sini dan besok tolong datang ke kantor kami ya, ada sedikit wawancara dulu” 

Sekejap dunia serasa berputar kembali , gue berasa terlempar ke dimensi lain dan ada dikebun raya nari- nari india bareng rusa-rusa di istana. Oh Tuhan berkah mu sungguh menyentuh hatiku, sujud syukur.
Setelah selesai berteleponan ria dengan mas Anton gue langsung janjian sama si Mumu buat berangkat bareng ke kantor yang pada waktu yang ga jauh beda juga udah ditelepon mas Anton dan kehidupan gue sebagai anak rantau pun dimulai dari detik ini.

Yap! Weekend ini gue habiskan waktu untuk nyari kosan bareng temen-temen kampus yang kebetulan juga dapet tempat pkl yang berada di ibu kota. Dari mulai jam 10 pagi sampai jam 4 sore kita muter-muter seantero ibukota dari mulai jalan gede sampai gang tikus tapi hasilnya nihil dan ga dapet yang pas buat gue pribadi, karena semuanya jauh dari tempat pkl. Sampai akhirya Mumu bbm gue dan memberikan secercah harapan yang gue ga sadar kalo ini ternyata jalan gue bertemu dengan seseorang yang akan ngebuat hari gue berubah dan makin berwarna. Ya, Mumu menawarkan kosan milik temannya yang kebetulan kuliah di dekat tempat gue pkl dan yang kebetulan juga dia sedang dalam masa liburan selama kurang lebih 3 bulan, jadi gue cuma disuruh ngelanjutin itu kosan selama dia liburan, pas banget! Rejeki emang ga kemana. Ga pake basa basi langsung gue add pin bb dia, Naya namanya, nama yang ga pernah tersirat sebelumnya di benak gue kalo ternyata dia yang bakal bikin hari gue seneng, sendu, sampe galau. Setelah permintaan pertemanan bbm gue diterima dia, langsung aja gue memastikan apakah bener gue boleh tinggal dikosan dia dan nerusin selama pkl. Kesan pertama yang gue dapet ketika bbman sama dia adalah dia orang yang sangat terbuka dan bersahabat, walaupun kita belum pernah kenal sebelumnya tapi dia udah bisa nerima gue sebagai orang yang lagi butuh bantuan dan yang pasti ketika gue liat display picturenya untuk pertama kali adalah dia cantik, cantik banget buat gue. Meski begitu gue ga berniat buat deketin dia sama sekali karena gue sadar itu ga mungkin, mulai dari alasan kita belum pernah kenal sama sekali, gue disini tujuan utamanya buat numpang dikosannya dia, sampe masalah kesenjangan sosial yang cukup terihat jelas dimana dia merupakan orang dari keluarga berada sedangkan gue dari keluarga sederhana.

Sampai pada satu saat gue bertemu dengannya secara langsung, tepatnya ketika dia mau menunjukan alamat kosannya, seketika gue bengong dan coba menyadarkan diri kalo ini ga boleh terjadi tapi semua terlambat, ternyata gue terlalu cepat jatuh cinta pada pandangan pertama. Ya, dia perempuan pertama yang ngebuat gue jatuh cinta dalam sekali pertemuan, dia perempuan pertama yang mampu meluluh lantahkan hati gue ketika pertama kali berbicara dan dia perempuan pertama yang ngebuat gue ga bisa berbicara banyak ketika gue tatap matanya. Gue sadar ini ga mungkin terjadi, gue sadar dia ga akan pernah mau sama gue, karena mungkin diri gue terlalu sunyi untuk dia dengar, terlalu buram untuk dia lihat meskipun gue nyata tapi baginya gue tiada. Ini merupakan pertemuan pertama dalam hidup gue yang dimana gue ga pernah mengharapkan ini terjadi, tapi ternyata alam semesta berkehendak lain dan dia punya caranya sendiri buat gue jatuh cinta pada seseorang saat pandangan pertama , gue sadar cinta udah datang pagi ini dan mengetuk pintu hati gue tapi satu yang gue takutin dari semua ini, gue takut cinta itu terlalu cepat pergi sebelum gue sempat membuka pintu hati dan membiarkannya masuk lebih dalam.

Itu bukan pertemuan pertama dan terakhir gue dengannya, itu hanya paragraf pertama dari sebuah catatan kecil dalam hidup gue yang ga pernah gue tau kapan akan ada tanda titik di catatan itu. Gue tau, gue harus sadar diri, siapa gue siapa dia dan apa kepentingan gue sebenernya kenal sama dia tapi sekali lagi jarum cinta ini menusuk terlalu dalam sampai gue ga bisa ngerasain perasaan lain selain rasa jatuh cinta yang teramat dalam ke dia.

Seminggu pertama gue menjalani hari pkl terasa sangat datar, karena belum adanya kesibukan yang berarti dan disini alam semesta kembali menunjukan perannya dalam kehidupan gue. Dia, perempuan yang selalu gue pandangi fotonya dikamar datang dalam kehidupan gue sebagai sosok teman ngobrol yang menyenangkan meskipun kita cuma kenal karena saling mengirim pesan bb, tapi gue merasa ini merupakan saat-saat terindah selama gue menjalani hidup di Jakarta sekaligus PDKT (pendekatan) dengan dia. Bahkan hari terasa sangat berbeda ketika dia mengirimkan pesan yang berisi ucapan selamat pagi dan selamat tidur. Hari-hari gue di ibukota seakan sangat ringan gue jalani ketika dekat dengan dia, walaupun kita hanya sekedar berkirim pesan dan ga pernah ngobrol berdua secara langsung dan intensif. Mungkin cuma perhatian-perhatian kecil yang menghiasai komunikasi gue dengannya di bbm, mungkin gue hanya berani mengatakan selamat pagi ketika dia bangun tidur dan mengucapkan selamat malam ketika dia sudah selesai dengan harinya tapi itu udah lebih dari cukup buat gue karena itu gue anggap sebagai penyemangat hari-hari gue selama ini.

Awalnya gue sadar dan ga mau berhubungan lebih dari sekedar teman, tapi sekuat apapun gue mencoba hal itu hasilnya tetap sama, ya gue ga pernah bisa terima kenyataan kalo gue jatuh cinta terlalu dalam sama dia. Perasaan yang sebelumnya pernah gue rasaain tapi ini jauh lebih kuat, jauh lebih menyiksa karena gue tau ini sesuatu yang mustahil gue raih karena gue bukan sosok yang dianggap lebih oleh dia.

Sekuat apapun gue mencoba melawan rasa ini, semakin rasa itu dalam tertanam jauh dilubuk hati gue.
Bukannya gue ga berani buat nyatain semuanya ke dia tapi ini semua terlalu cepat, gue ga mau dia berfikir gue orang ga bener yang dengan mudah bilang suka bahkan cinta ke orang yang baru aja di kenal. Gue mau dia tau siapa gue sebenernya, gue pengen dia tau kalo gue punya rasa yang berbeda ketika gue tatap matanya, gue punya kata yang tidak terucap ketika gue senyum di hadapannya dan gue punya satu tempat di hati gue untuk namanya.

Roda cinta gue terus berputar dalam poros yang sama, yang gue sebut itu Naya. Sampai pada saatnya gue akhiri masa pkl , sampai pada saatnya pula gue harus terima kenyataan kalo gue sama dia memang ga pernah bisa jalan bareng dan gue ga pernah bisa mengungkapkan perasaan hati ini ke dia, karena gue masih berfikir kalo kita berbeda, kita ga mungkin bisa bersama walau hanya sementara.

Pertemuan terakhir gue dengannya pun terjadi begitu singkat, karena memang awalnya gue cuma mau mengembalikan kunci kamar dan menyampaikan terima kasih untuk yang terakhir dihadapannya, tanpa pernah meminta dia untuk mengembalikan hati gue yang udah dia curi sejak awal kita ketemu.
Hari itu dia berlalu sangat cepat, dia datang ke kampus gue dengan kakaknya. Dengan baju putih dan senyumnya yang selalu gue rekam dalam benak gue, dia kembali datang dan menghancurkan pendirian gue untuk tidak berhubungan lebih dengannya dan satu hal yang selalu gue inget di hari itu sampai sekarang, dia belum pernah secantik hari itu, belum pernah.

Gue sadar kehidupan gue harus terus berlanjut tanpa dia, tanpa senyumnya dan tanpa tatapan matanya. Sekalipun gue memikirkan dia gue cuma bisa bilang ke Tuhan, Tuhan kalo memang dia jodohku tolong dekatkanlah tapi kalo dia bukan jodohku tolong biarkan rasa ini tetap ada sampai kapanpun meski hambaMu hanya bisa bicara kedalam hati kalo “aku seneng ngeliat kamu bahagia dengan orang lain”.

Tapi akhirmya Tuhan memainkan perannya, entah bagaiamana awalnya tapi gue dan Naya kembali dekat dan berkomunikasi secara lebih intensif . Seiring berjalannya waktu gue semakin larut dalam kolam cinta yang sama, namun dengan rasa yang berbeda karena gue merasa sedikit demi sedikit ada sebuah harapan tentang hubungan gue dengannya, hubungan yang awalnya gue sempat ragukan bisa terjalin dengan baik. Gue melupakan segala rasa pesimis gue tentang hubungan gue dengannya karena gue takut kehilangan dia, gue takut kehilangan senyumnya dan gue takut kehilangan segalanya dari dirinya.

Sampai pada akhirnya gue mencoba menegaskan hubungan gue dengannya, yang awalnya dia ragu buat ngejalanin semuanya. Satu hal yang membuat dia ragu ketika dia harus menerima kenyataan ternyata orang yang sebelumnya mau dia jodohin ke sahabatnya ternyata malah jatuh ke pelukan dia. Sebelumnya memang dia pernah mau ngenalin gue dengan sahabatnya, Dila namanya. Meskipun gue mencoba buat kenalan sama Dila tapi entah mengapa gue tetap ga bisa bohongin perasaaan gue kalo sebenernya sosok yang gue cari selama ini bukan Dila tapi Naya yang pada akhirnya membuat komunikasi gue dengan Dila hanya berjalan satu malam. Ini semua seakan menjadi sebuah persimpangan dari catatan hidup gue hingga tangan ini ragu harus menuliskan tanda koma atau titik.

Tapi gue ga mau nyerah gitu aja, gue mungkin memang bukan orang yang sering jatuh cinta tapi gue bakal mengejar cinta gue sampai kapanpun kalo gue memang benar-benar cinta sama dia. Hingga akhirnya gue berhasil meyakinkan perasaan gue ke dia dan dia juga bersedia menerima segalanya meskipun selama kita pacaran dia ga pernah mau Dila tau kalo kita punya hubungan lebih dari sekedar teman karena dia ga mau menyakiti perasaan sahabatnya sendiri. Kita pun akhirnya bisa menjalin sebuah hubungan yang awalnya gue fikir cuma sekedar angan-angan dan cuma gue bisa lakukan dalam mimpi yang ga pernah sejenakpun gue ingin terbangun dari mimpi ini.

Gue bahagia dan gue pengen rasanya berbagi kebahagiaan itu ke semua orang yang hadir dalam kehidupan ini. Rasa memiliki yang teramat egois ketika gue pegang tangannya dan tatap matanya, rasa sayang yang tertanam teramat dalam ketika gue peluk tubuhnya hingga rasa cinta yang seakan bagai senyawa yang tidak memiliki massa, tidak memiliki rasa, tidak memiliki batas ukuran hingga tidak dapat diuraikan dan terpisah yang semuanya ga pernah bisa gue definisikan sampai sekarang ketika gue kecup bibir manisnya. Ini merupakan sebuah hubungan yang teramat istimewa dalam secarik catatan hidup gue.

Entah apa yang salah dari hubungan kita, entah apa yang membuat hubungan kita seakan tidak berjalan harmonis dalam jangka waktu yang teramat singkat ini. Semuanya berlalu dengan penuh keegoisan, gue yang dimata dia terlalu bersifat pesimis menjadikan permasalahan seakan bagian dari hubungan kita selama ini. Dia pun selalu mengatakan hal-hal yang sebenarnya ga perlu gue tau dan ga pernah pengen tau, tentang kehidupannya di masa lalu yang menurut dia ga pantes buat gue nerima dia sebagai bagian dari hidup. Walaupun gue sering bilang ke dia kalo gue ga pernah mau peduli tentang masa lalu dia, karena gue sayang sama dia yang sekarang, bukan masa lalunya dan gue berhubungan sama dia itu untuk sekarang dan masa depan bukan untuk masa lalu.

Berkali-kali gue ucapkan kata-kata itu ke dia dan dia terkadang masih ga bisa mengerti dan selalu bilang kalau gue pantes dapet yang lebih dari dia. Terkadang gue berfikir kenapa Tuhan menciptakan manusia berbeda- beda kalau pada akhirnya akan berakhir sama yaitu kematian dan kenapa juga harus ada sebuah pertemuan apabila akhirnya harus berada tepat di muara perpisahan, tapi kini gue sadar dan percaya kalo Tuhan punya caranya sendiri buat manusia menjalani hidupnya dan Dia juga punya caranya sendiri buat ngerubah jalan hidup kaumnya. Ya, gue sadar gue terlalu sayang dengan Naya, gue teralu berharap dia bakal sepenuhnya nerima gue apa adanya, tanpa gue sadar kalo gue lupa akan ketakutan gue dimasa lalu , ketakutan gue bila cinta itu datang mengetuk pintu hati gue dan dia hanya sekedar berdiri dihadapan pintu tanpa pernah sediktpun melangkahkan kakinya untuk masuk lebih dalam ke hati gue.

Meskipun sekarang gue dan dia udah jalan masing-masing karena kita udah memutuskan kalau hubungan ini ga akan sehat kalau kita masih belum percaya antara satu dengan yang lain, tapi jauh didalam lubuk hati, dia masih bagian dari lembar hidup gue sampai saat ini dan berharap dia bisa kembali. Entah kapan dan dimana tapi gue bakal tetap nunggu hari itu datang lagi.

Gue akan selalu kangen semua hari-hari gue bareng dia yang hanya berlangsung sementara, gue juga ga akan bisa lupa ketika gue dengan senang hati membuatkan tugasnya karena jadwal kuliahnya yang terlalu padat. Tapi ternyata gue lupa akan satu hal dari dia, ketika gue selalu bersemangat menjalani hari gue saat dia bilang good morning tanpa gue sadar ternyata dia belum selesai bicara, karena she say good morning and say good bye.

Buat gue cinta itu abstrak, kita ga pernah tau cinta itu bentuknya kaya gimana, tapi kita tau kalo cinta itu nyata dan walaupun orang bilang cinta itu cuma bisa datang dan pergi tanpa bisa nunggu, gue bakal buktiin kalo semua itu salah, karena gue punya sesuatu yang lebih indah dari sekedar kata cinta untuk Naya.

Bakat nyanyi Bezita --___--"


Selasa, 22 Mei 2012

Episode Naruto yang hilang


Selembar Cinta Monyet

Kali ini gue baru sadar ternyata roda dunia selalu berputar dan yang tadinya gue selalu berada dibawah dalam urusan percintaan, kini untuk pertama kalinya dalam hidup gue ada diatas. Semua tersadar ketika duduk dibangku kelas 2 SMA yang ketika itu gue yang cuma seoarang anak laki-laki yang memiliki banyak kelebihan dalam kekurangan (kurang dalam segala hal) ternyata mendapatkan satu kejadian aneh dalam hidup yakni gue disukain sama cewe , dan cewe apes yang ga sadar bahwa hidupnya ga akan normal lagi setelah kenal gue bernama Nuri. Menurut gue ini sebuah tanda tanya besar kenapa dia bisa suka dan gue langsung berfikir, mungkin ga yah dia mabok abis naik kora-kora di dufan terus jadi suka sama gue atau ga dia jatuh cinta sama badut ancol yang idungnya sama gedenya kaya gue jadinya dia juga suka sama gue? Ini kejam.

Semua kisah cinta SMA gue ga pernah ada yang berakhir bahagia, selalu aja tragis dari yang mulai ditolak mentah-mentah karena muka gue yang dikata porno lah karena ada 2 ulat bulu lagi kawin silang (baca: alis tebel gue) ada juga ditinggal jadian gara-gara gue kelamaan nembaknya. Tapi untuk yang satu ini berbeda, keliatannya si Nuri ini agak serius suka sama gue dan setelah gue telusuri ternyata dia bukan korban dari badut ancol atau kora-kora di dufan.
Gue yang awalnya ga percaya kalo ada cewe waras yang suka sama gue sekarang mulai membuka hati, dari yang tadinya hp gue yang bunyinya cuma kalo malem jumat doang sekarang pasti bunyi setiap hari dan semuanya adalah sms dari dia. Gue yang tadinya biasa aja sama Nuri karena gue masih menyimpan perasan terpendam sama Arin temen sekelas gue waktu kelas 1 kini mulai agak teralihkan perhatiannya ke dia, mungkin karena intensitas dia sms gue lebih sering di banding gue yang sms Arin ga pernah dibales, jadi secara tidak langsung gue mulai konsen ke satu cewe yaitu Nuri.

Tapi bukan gue namanya kalo muka, hidup sampe kelakuan ga normal soalnya selama beberapa bulan gue smsan teleponan sama dia, gue ga pernah sekali pun berani ngobrol langsung dengan dia di sekolah yang padahal kelas dia itu posisinya ada diatasnya kelas gue. Sering dia ngajak gue ketemuan di sekolah atau sekedar ngajak makan bareng tapi selalu aja gue ga pernah berani, mungkin kalo di ibaratkan gue itu kalo ngeliat dia bawannya lemes aja , dengkul ga bisa ngapa-ngapain. Ketika berpapasan di sekolah pun gue memilih untuk membuang muka dari dia, malah kadang-kadang kebabalasan sampe tong sampah, semua itu gue lakuin karena gue malu. Sering dia bertanya lewat sms “kenapa sih setiap kita papasan , kamu ga penah mau nengok?” , dan gue cuma menjawab “ahhh ga kok aku ngeliat kamu, kamu nya aja yang ga nyadar” padahal gue cuma beralasan menutupi rasa malu gue. Waktu pun terus berlalu begitupun dengan hubungan gue dengan Nuri yang masih stuck di tempat karena kelakuan gue yang bodoh dan cupu. Hingga pada suatu hari gue mendengar sebuah gossip dari temen sekelas yang membuat gue agak sedikit terenyuh hatinya, gue mendengar gossip kalo Nuri udah jadian sama cowo lain yang berbeda sekolah dengan kita. Saat itu gue bingung antara sedih karena untuk kesekian kalinya gue ditinggal jadian sama cewe atau senang karena rekor gue ditinggal jadian sama cewe bertambah lagi?. 

entahlah...
Akhirnya gue memutuskan untuk ga berkomunikasi dengan dia lagi walaupun tiap hari dia sering banget sms gue. See, ternyata roda berputar itu terlalu cepat berputar untuk seseorang kaya gue. Gue terlalu singkat merasakan indahnya PDKT sama cewe dan gue terlalu lama merasakan ditinggal sama cewe walaupun begitu gue ga pernah menyesal akan kehidupan cinta gue yang cuma seumur jagung terus gagal panen.
Gak kerasa udah lima bulan berlalu semenjak gue ditinggal jadian sama gebetan gue, selama itu pula gue kembali disibukkan dengan kegiatan aneh gue kaya roll depan waktu mau tidur, sikap lilin kalo abis bangun tidur sampe roll depan digabungin sama sikap lilin yang hasilnya gue di urut sampe nangis bombay gara-gara keseleo. Sampai ketika ada sebuah telepon dari seseorang dari masa lalu yang gue kenal, dan gue sadar itu telepon dari mantan gebetan gue Nuri. Sesaat gue bingung harus diangkat atau ga tapi gue berfikir kenapa harus di reject toh gue juga ga ada apa-apa sama dia. Gue angkatlah telepon itu dan dari sana terdengar suara yang memang udah gue kenal,
“ hallo melgy apa kabar?” Nuri menyapa.
“eeuu Nuri yah, baik kabar gue kok” gue menjawab sambil garukin pantat karena gatel-gatel abis makan kelapa parut.
seperti biasa dia menanyakan hal-hal yang ga penting seperti lagi dimana, sama siapa, semalam berbuat apa ? (persis lirik lagu kangen band).
dan gue cuma menjawab “ dirumah,sama mamah,tidur”
untungnya dia lupa nanya gue lagi apa sekarang, masa iya gue harus jawab jujur kalo gue lagi asik garukin pantat gue yang seksi terus diciumin ke idung ntar yang ada dia langsung nutup teleponnya dan muntah-muntah sambil bilang “amit-amit jabang bayi”.
Ditengah –tengah pembicaraan gue pun bertanya “ cowo lo ga marah kalo lo nelepon gue?”
“ohh, gue udah putus tau gy, beberapa minggu yang lalu” jawab dia dan gue hanya diam.
Setelah kurang lebih 15 menit kami ngobrol gue baru sadar kalo gue lupa, seharusnya gue nungguin pisang goreng nyokap gue di dapur. Pantesan aja dari tadi gue nyium bau-bau gosong gitu dan alhasil pisang goreng nyokap gue yang buat arisan gosong dan nyokap pun marahin gue dengan membabi buta tapi untungnya ga sampe dikutuk sampe batu juga. 

Oke, kita balik lagi ke masalah Nuri, beberapa hari belakangan dia jadi sering sms dan telepon gue persis ketika kita masih PDKT dulu, tapi bedanya sekarang gue lebih bersikap dingin sama dia entah karena gue yang udah ga ada rasa lagi sama dia atau mungkin gue yang masih ngerasa terenyuh waktu tau dia ninggalin gue jadian sama cowo lain.
Waktu pun terus berlalu seiring semua berjalan gue ngerasa mulai luluh karena dia, karena teralu seringnya dia ngehubungin gue, karena terlalu seringnya dia nanyain tentang gue, karena terlalu sering temen-temennya dia nyuruh gue pacaran sama dia, sampe terlalu seringnya dia nungguin gue di lantai 2 cuma buat ngeliat gue lewat dan berlalu gitu aja( ini pengakuan langsung dari dia).
Hingga akhirnya entah tanggal berapa kita pun akhirnya pacaran dengan cara yang aneh karena gue ga nembak dia dan dia pun ga nembak gue, sesaat gue ngerasa ragu apa bener semua yang gue jalanin ini apa bener gue suka sama dia tapi gue ga mau ngambil pusing jadi gue jalanin semuanya begitu aja. Ketika awal berpacaran pun kita masih sering kaku satu sama lain masih suka diem-dieman masih suka malu-malu, mungkin kalo gue malu karena punya muka setengah mateng dan kayanya kalo dia malu karena punya pacar yang mukanya belom jadi.

Tiga bulan pertama semua berjalan tanpa masalah dan hambatan yang berarti.
Hingga suatu saat gue berada dititik jenuh dan ngerasa mulai ga nyaman lagi dengan sikap dia yang bikin gue males. Sering kita berantem sering kita putus nyambung cuma hanya satu hal yang dari awal hingga akhir kita pacaran ga pernah bisa hilang, yaitu dia masih suka berhubungan dengan mantannya, disini jujur aja gue orangnnya emang agak sedikt cemburuan tapi ya itu bukan tanpa sebab.
Sampai akhirnya setelah 8 bulan gue ngerasa hubungan ini udah ga baik untuk diterusin lagi dan gue milih untuk putus.
Awalnya dia ga mau tapi setelah gue coba untuk yakinin dia bahwa sekarang udah bukan masanya lagi kita seneng-seneng kaya SMA sekarang kita udah dewasa, gue udah kuliah dan pastinya akan mengurangi intensitas pertemuan dan gue tau itu ga baik. Move on mungkin itu kata yang tepat untuk mewakili keadaan kita saat itu karena semua udah berubah sekarang gue udah mulai sibuk kuliah di IPB dan Nuri sekarang udah mulai sibuk dengan pekerjaannya. Lingkungan sekitar kita waktu masih pacaran dulu pun ukut berubah, tukang pisang molen kesukaan gue yang dulu sering mangkal di sekolah sekarang udah ga ada dan tempat makan kita yang tadinya ada di seberang sekolahpun sekarang udah pindah. Gue sadar roda dunia ini berputar terlalu cepat hingga gue ga tau kapan roda itu akan berhenti dan kalaupun roda itu berhenti mungkin gue terlalu telat untuk menyadarinya.

Jumat, 18 Mei 2012

BALADA CINTA ANAK BAWANG

Kali ini gue ga nulis blog tentang diri gue, tapi seseorang dari keluarga gue yaitu ade gue, nama ade gue Noval dan karena gue pikir ternyata hidup ade gue ini cukup menarik, ga masuk akal, agak ga normal kaya abangnya. Maaf ya de aa ngebugilin jati diri kamu di media massa, mungkin abis orang-orang baca blog ini kamu bakal dijauhin dari pergaulan ababil kamu.



Kisah ade gue dimulai ketika dia duduk di bangku kelas 4 SD dimana dia mulai ngerasa dirinya paling ganteng sendiri diantara keluarga gue yang lain yang padahal kalo dilihat secara fisik mungkin gue bisa dikatakan agak sedikit beruntung dengan keadaan gue seperti ini, bayangin aja dia merupakan sisa proses reproduksi yang produk sebelumnya adalah gue yang pada kenyataannya gue aja mendekati tragis baik dihidup, muka, sampe kelakuannya, jadi sekarang lo bisa bayangin sendiri gimana bentuk ade gue ya 11:12 lah sama gue perbandingannya. Mungkin benar kata psikolog kak seto atau dokter boyke jaman sekarang anak-anak dibawah umur udah sering melakukan hal-hal yang sebenarnya belum pada umurnya contohnya aja ade gue waktu minta uang buat potong rambut ke bokap gue
dan gue yang mau nemenin nanya,
“de emangnya mau dipotong kaya gimana ?” dan ade gue menjawab dengan sangat yakin

“mau kaya pasha ungu dong a!” sambil dia niruin gaya nyanyi pasha ungu dengan merem-meleknya, mungkin sangking menghayati lagunya.

Mampus gue kalah gaul sama ade gue, gue aja kalo potong rambut ga pernah kepikiran mau nyamain atau nyaingin rambut maha dahysatnya pasha ungu apalagi niruin gaya make celananya yang jeans sama boxernya balapan mau merosot.

Sesampainya di salon dia langsung duduk dan bilang
“ BANG!!! Potong kaya Pasha Ungu ya!!”

si abang salonnya cuma menganggukan kepala seperti penata rambut professional seakan-akan dia udah ngerti banget dan punya hubungan darah dengan pasha ungu atau dia merupakan tukang cukur langganan artis.

Dengan yakinnya si abang mulai membantai rambut ade gue dengan gunting sasak andalannya dan hanya dalam waktu kurang lebih 15 menit rambut yang digadang-gadang mirip pasha ungu pun selesai dikerjakaannya. Ade gue pun langsung senyum-senyum ke kaca ngeliat gue dan bergaya kaya pasha ungu yang padahal kalo kata gue tuh gaya rambut ade gue lebih mirip pantat ayam soalnya ada buntutnya gitu terus sampingnya tipis gimana gitu, gue sebagai abangnya cuma bisa menghela napas dan bilang dalam hati “kalo gue punya anak ntar ga bakalan gue kasih dia nonton pasha ungu apalagi kangen band, coba kalo anak gue ngikutin kangen band pasti dia bakalan ngewarnain rambutnya jadi merah terus minta dipotong polem alias poni lempar maha dahsyat yang sekali kibasannya bisa mempesona kaum 4L4Y di seluruh Indonesia Raya”.

Setelah sampai dirumah dia segera mandi(dia lebih rajin mandi daripada gue) dan ternyata memang benar ade gue agak berkelakuan lebih G4UL dari gue, buktinya setelah mandi dia langsung menyisir rambut mirip pasha ungu kebanggaannya itu dan yang gak lupa dia pake adalah gel rambut.
Buset ade gue sangat-sangat melebihi gue dalam masalah penampilan dia sangat memperhatikannya, gue rasa ade gue ini jadi playboy cap anak bawang disekolahnya, udah berapa cewe yang kencing dicelana terus muntah karena kelakuannya ya?
Namun hal yang paling bikin gue pengen masukin dia kedalem karung terus ngirimnya ke Zimbabwe adalah waktu ade gue dikasih handphone sama abang gue, dari sini gue baru tau ternyata perbandingan gue sama ade gue bukan 11:12 lagi bedanya tapi udah 1:1.000 karena ternyata ade gue jauh lebih agresif dan lebih berjiwa playboy dibanding gue.

Semua gue sadari ketika ada sebuah sms yang masuk ke hpnya dan kebetulan ade gue lagi maen,karena ngerasa berisik denger ringtone monophonicnya yang ga jelas lagu apa
gue ambillah tuh hp dan ga sengaja gue ngebuka isi smsnya yang langsung bikin gue kaget tujuh turunan enam tanjakan tigabelas pengkolan deh setelah baca, 

isi smsnya adalah “ haii noval lagi apa kamu?...Rika”

akibat sms itu gue jadi penasaran dengan isi sms-sms ade gue yang lain dan ternyata benar dugaan gue isi hpnya cuma sms dari cewe bernama Rika itu, wow ini menambah rasa penasaran gue dan mulailah satu per satu isi sms itu gue buka. Setelah gue buka satu per satu ada beberapa sms yang bikin gue pengen lompat dari monas kepala duluan sambil make sarung , yaitu: 

1.“ haii Rika lagi apa? Sms aku kok ga dibales ? ga punya pulsa apa?”

2.” Rika aku punya pantun buat kamu, eehhmmm Kalau kamu jadi bunga aku mau dong jadi
kumbangnya(rayuan gombal standart PDKT).

Tapi ternyata ade gue punya pantun yang lebih dahsyat dan jauh lebih nekat dan frontal yakni
“Rika kalau kamu jadi penjara aku mau deh jadi tahanan cinta kamu”

mampusssssss!!!Ini pantun bikin gue diem dan pengen muntah darah campur silet sama paku.
setelah puas membaca sms-sms ade gue yang sekejap bikin gue ngerasa manusia paling malang mendekati tragis di dunia karena gue kalah G4UL dan Playboy sama ade gue sendiri, gue langsung berinisiatif membuak isi tasnya(sumpah ini gue fudul parah) dan ternyata gue mendapatkan secarik kertas warna warni yang isinya:

“Dara kamu tau aku suka banget sama kamu tapi aku juga suka sama Nadya
tapi Nadya kenapa kamu milih Ikhsan sih?”

waaaaahhh ade gue terlibat cinta segitiga celana dalem nih kayanya,ini gimana nasib si Rika? Ade gue emang Playboy parah. Sumpah dia jauh melampaui gue dalam hal percintaan dan wanita. Ok udah cukup buat gue sekarang gue cukup mendapat hantaman psikologis yang membabi buta menggrogoti hati gue, setelah sekian lama gue baru sadar ternyata cuma gue doang dalam keluarga yang cerita cintanya ga pernah mulus.
Abang gue emang udah sukses menggaet cewe-cewe diluar sana dengan gampangnya.
Ade gue yang tadinya gue pikir bakalan lebih tragis cerita cintanya daripada gue ternyata justru jauh diatas gue.
Apa mungkin gue harus bergaya seperti ade gue dengan dateng ke tukang cukur dan minta potong mirip pasha ungu biar cewe-cewe pada suka?
Atau mungkin gue harus sering belajar pantun dari ade gue yang walaupun agak frontal tapi bisa bikin hati cewe jadi sekarat cinta.
See… sekali lagi gue harus dipecundangi oleh hal abstrak bernama cinta, entah karena gue jarang mandi atau jarang keramas jadi cinta itu enggan deket-deket sama gue atau karena gue punya kelakuan yang abnormal jadi bikin dewa cinta pun ilang feeling duluan sebelum nembakin panah cintanya.

JAWABAN AKAN PENANTIAN MAHASISWA



MAHASISWA BERKEHENDAK DOSEN YANG MENENTUKAN


#PPPFFFFFTTTTTT



Jomblo Menahun Brakibat Fatal Ketika di Bis


PELEM PERTAMA

sebenernya gue bingung harus ngepost apalagi. tapi kayanya seru juga kalo gue ngepost tentang tugas gue di semester akhir yaitu BIKIN FILM!!!
yap! di kampus gue mahasiswa memang ditugaskan untuk membuat sebuah film yang SEBENARNYA harus bertemakan pertanian. Berhubung gue ga ngerti tentang pertanian dan takutnya gue malah bikin film tentang seorang petani bule 

beralari-lari ditengah sawah sambil nyanyi-nyanyi kaya di film india terus kecebur empang dan berakhir dengan disundul kebo yang ngamuk karena keganggu pas lagi pubertas kedua.
akhirnya gue memutuskan untuk mengurungkan niat gue. Sempat terbesit juga sih mau bikin tentang film romatis macem Twilight, tapi gue takut nanti harus make pemutih biar kaya vampir. 

tapi untungnya gue segera tersadar dan mengurungkan niat itu. engga kebayang kalo gue beneran jadi bikin film romantis dan jadi vampir ngondek macem gitu. astagfirullahalaziimm.

akhirnya pilihan jatuh pada film komedi percintaan yang kalo dipikir-pikir lebih cocok bergenre komedi kebodohan, karena ini menunjukan banget jati diri siapa gue sebenarnya. 
pada intinya sih ceritanya tentang dua orang mahasiwa yaitu gue dan rian yang berteman dekat (tapi ga homo!!) yang berusaha mencari pacar karena seperti yg gue bilang sebelumnya kalo gue pemegang rekor mahasiwa terlama dalam urusan JOMBLO. tuh gue capslock biar PUAS!!

yaaa emang sih ceritanya biasa banget. tapi bakalan beda kalo yang bikinnya dua orang manusia yang malah ngantri sembako waktu lagi pembagian otak. 
nanti kalo internet gue lagi kenceng gue bakaln post deh videonya. jadi sekarang gue post gambar2 gifnya aja yee sekilasan gitu

2 orang mahasiswa yg ke kampus kaya orang ngelayat







transisi film paling ga penting



MAHASI WAAAHHHH

yaahhh ga kerasa udah semester 5 aja. Udah hampir 3 tahun ini gue menghabiskan sisa hidup dengan menjadi mahasiswa komunikasi disalah satu kampus negeri di bogor (apaan lagi coba selain IPB). 
terlalu banyak kejadian-kejadian absurd yang membuat gue yakin kalo ternyata kuliah bukan sekedar menuntut ilmu tapi juga upaya dalam melestarikan kelakuan-kelakuan nihil mahasiswa. karena pada kenyataannnya kehidupan gue yang absurd semakin terbentuk ketika gue ngemut bangku kuliah ini.
oh iya, selama kuliah juga gue menjadi salah seorang mahasiswa yang berhasil memecahkan beberapa rekor yang ada di kampus, antara lain :
1. Pemegang Rekor Jomblo Terlama Sepanjang Sejarah Mahasiswa
2. Pemegang Rekor Terbanyak PDKT tapi selalu berakhir memble
3. Pemegang Rekor paling cepet tidur pas dosen mulai ngajar.
4. Pemegang rekor hidung terbesar bersertifikat diantara mahasiswa, dosen dan staff.
Semoga saja gue mampu bertahan dari semua ini, karena seperti pepatah bilang "Merebut lebih mudah daripada mempertahankan", yeaahh i can do it!

GUE YAKIN BISA MEMPERTAHANKAN!




Kamis, 17 Mei 2012

                                mupeng itu sederhana
                         

Balada Combro Berurat

baiklah untuk perkenalan pertama gue bakalan cerita sedikit tentang kehidupan gue yang sedikit (menurut ukuran gue) agak absurd. Yaa mungkin sekitar gue masuk SMP, dan mungkin mulai dari sini gue baru sadar kalo kehidupan itu ga selebar daun kelor.


Cinta, mungkin itu salah satu perasaan yang cuma bisa dirasain tanpa kita tahu apa makna sebenarnya dari kata yang mampu membuat orang tersenyum, menangis,bahkan mati deminya. Mungkin ini cuma sedikit cerita yang gue anggep sebagai kisah cinta pertama gue semasa SMP, ya memang pada kenyataannya gue terlalu dini mengenal kata itu.


Disini gue merupakan salah satu murid yang pada kenyataannya kurang menonjol disekolah, mungkin karena gue yang memiliki muka teramat sangat pas-pasan dengan dianugerahi sepasang alis tebal bagaikan dua ulet bulu yang lagi kawin silang, sepasang mata yang belo dan cukup kuat untuk memancing keributan ketika orang ngeliat mata gue, sebatang hidung yang besar dan cukup untuk memasukan jempol kaki gue ke lobang idung dan memiliki kulit yang warnanya lebih mirip sawo mateng dipohon yang ga dipetik-petik terus jadi busuk.


Cerita cinta gue di SMP berawal ketika duduk dikelas 1, ketika itu gue naksir temen sekelas yang buat gue cantik banget (ukuran anak SMP yang masih labil) sampe bisa bikin gue kelepek-kelepek anemia waktu ngeliat dia lagi senyum. Suci, ya itu namanya, cewe yang memiliki kulit putih cukup tinggi rambut lurus tebal menguntai dengan indah (bukan kuntilanak). Mungkin bisa dibilang cinta gue ini semacam secret admirer dia. Karena pada kenyataanya dia terlalu jauh dari jangkauan gue, bahkan gue ga yakin dia tau nama gue walaupun kita sekelas, karena walaupun kita sekelas gue sama dia ga pernah ngobrol sepatah kata pun. Sempet terbesit dipikiran gue pengen kaya orang-orang di sinetron (maaf masih ababil) yang nulis surat cinta terus gue taro di mejanya diem-diem dan berharap dia tau gue yang ngirim terus dia suka sama gue dan mau jadi pacar gue(happy ending) atau mungkin akan menjadi sangat tragis jika kejadiannya ketika dia tau kalo yang ngirim surat cinta itu gue dan dia langsung muntah karena ngebayangin muka gue yang udah kaya adonan donat belom jadi alias bantet terus masuk rumah sakit di opname selama 3 bulan seperempat hari karena serangan psikis yang membabi buta dari surat gue. Alhasil gue mengurungkan niat untuk mengirim surat cinta tersebut.


Setelah hampir 2 semester berlalu begitu cepat dan gue tetep aja berputar diroda cinta yang sama, akhirnya Tuhan menunjukan keajaibannya kepada gue, yaa semacam anugerah dibalik musibah gitu deh. Tepat 2 bulan sebelum kenaikan kelas, gue mengalami patah tangan, bukan karena obsesi gue maen superman-supermanan pake sarung dan kancut merah bokap gue terus nyoba loncat dari atas pohon berasa bisa terbang dan mendarat dengan sukses di tengah-tengah got. Tapi karena kebodohan gue yang lain yakni gue lagi maen futsal abis ujan sambil loncat-loncaran macem balerina dan GUBRAKK!! tangan kanan gue patah dengan sukses di bagian pergelangan dan kasihannya gue bukan di tolongin tapi malah diketawain, semacam jackpot! .


Setelah dibawa ke salah satu rumah sakit di Jakarta, gue pun di operasi dan pulang dengan tangan yang terbelenggu gips. Indah plus menjijikan banget gipsnya waktu itu, soalnya sepulang dari rumah sakit dan gue kembali ke sekolah lagi, gue sempet minta di gambarin muka kapten Tsubasa sama temen gue anggit yang jago gambar, eh bukannya gambar kapten Tsubasa yang dia gambarin tapi dia malah gambarin gips gue dengan gambar titit yang besar lengkap dengan biji genap dan urat-uratnya. Gue yang awalya ga sadar dengan perbuatan dia pun langsung teriak histeris, berasa pengen nyundul kepalanya sampe ke tengah laut. Tanpa pikir panjang gue minta dia hapus gambar itu karena gue takut disangka punya kelainan, yakni berkelamin ganda atau bahkan yang lebih tragis lagi adalah gue akan berakhir di SMP dengan sebutan “melgy si tangan bertitit”, dan ini beneran tragis.


Ok balik lagi ke masalah Suci, sesuai yang orang bilang cinta itu emang datangnya tiba-tiba seperti yang gue alamin ketika di suatu pagi suci datang ke meja gue dan menghampiri, Astagfirullaahhhhhhhhhhhhhhhhhh gue cuma bengong memasang tampang jelek(ga usah dipasang juga udah jelek) melihat suci di depan mata gue dan memanggil nama gue.


“duh melgy kamu kasian banget sih, tangannya pasti sakit ya?”,kata suci.


“ah, biasa aja gue kan cowok!”(sok kuat biar disangka jantan), sahut gue.


“eh melgy ini apa?”(sambil menunjuk gambar titit yang dibuat anggit), tanya suci.


“euuhhhh???!!! oohh!! Itu gambar COMBRO!! hahahaha IYA combro” (dengan cepat gue mengelak dengan bodoh).


“ah tapi kok kaya ada urat-uratnya gitu sih di combronya?”, suci penasaran.


“iya ci variasi aja kan bosen tuh combro isinya cuma oncom doang, nah ini combro isi urat sapi jadi namaya combrat(combro berurat)”, gue semakin terlihat memiliki IQ jongkok bahkan cenderung tiarap.


“ohhhh gitu, enak dong ada uratnya gitu combro” jawab suci
“iaaahhhhhh dooonnggg!!” gue mengiyakan pernyataan suci yang sedikit membuat gue berimajinasi.


dan setelah balada combro berurat itu selesai suci pun melihat-melihat bentuk tangan gue yang di gips yang kebetulan banyak tanda tangan temen-temen gue yang iseng. 
” ih banyak tanda tangan temen-temen yah?”, tanya dia.


“iyah ci, hahaha suci mau?” bercanda gue.


“iyah mau dong biar ada kenang-kanangan dari aku yah” jawab suci.


“yang bener?” sahut gue ga percaya.


dan suci pun membubuhi tanda tangannya dengan spidol biru milik gue tepat di telapak tangan gips.
Demi Tuhan gue seneng banget hari itu, gue ga pernah nyangka bisa sedeket itu dengan suci. Suci yang selama ini cuma bisa gue liat dari seberang meja kini udah udah ada dihadapan gue dan memeberikan tanda tangannya yang manis di telapak tangan yang bikin gue ga mau mandi karena takut tanda tangannya hilang.
"indahnya hidup kalo jatuh cinta"




Mungkin karena jatuh jadi kepala gue gegar otak stadium 13 dan kelakuan gue yang agak abnormal, gue dengan bodohnya dalam keadaan patah tangan dan masih dalam masa penyembuhan gue justru main PS walaupun harus muter-muter tangan gue supaya bisa megang sticknya. 
Tepat sebulan gue di gips akhirnya waktu penghakiman pun tiba, gips gue bakalan dibuka dan di cek hasilnya. Gue yang ditemani bokap langsung masuk ke ruangan dokter dan langsung dibingungkan sama kelakuan si dokter sama assistennya yang megang-megang benda yang mirip gergaji mesin, gue pikir tuh assisten paling mau motong apaan buat si dokter.
eh ternyata pas gue nanya,”Dok, saya dibuka gipsnya gimana? Ini kan dari semen, pake laser ya dok?”
“hahaah pake laser gimana, ini loh pake gergaji mesin”jawab dokter.


suasana mendadak hening…



langsung muka gue pucet, kaki gue kesemutan, dengkul gue lemes, mata gue kunang-kunang, tenggorokan gue seret. Ternyata gue bakalan dihakimi dokter menggunakan gergaji mesin dengan sadis dan membabi buta tanpa perikemanusiaan.
Setelah menulis surat wasiat (pake tangan kiri) dan mengucapkan ijab qobul gue pun berada di persimpangan antara hidup dan mati.
Tangan gue mulai diletakkan di atas sebuah meja dan NGIIIIIIIIIUUUUUNNNGGG!!!
TANGAN GUE DI GERGAJI!!! Gue teriak dan bilang “ASSTAGFIRULLLOOOHHHHH!!!”
dokter hanya melihat gue dan bilang,” kamu kenapa? orang ga sakit juga kan gips kamu isinya kapas jadi tangan kamu ga mungkin kena”.
dan ternyata memang benar tangan gue memang ga kenapa-kenapa, “iddiiiihhh canggih bener” dengan kampungnya gue bilang.


setelah kurang lebih 15 menit tangan gue di gergaji dengan membabi buta akhirnya gips itu pun lepas dan gue bilang ke dokter kalo gue mau nyimpen gips nya soalnya ada kenang-kenangan dari temen-temen gue ( bukan gambar combro berurat itu).


Sesaat setelah dibuka, gue melihat tangan gue yang penuh daki karena tidak pernah kena sabun itu terlihat berbeda dan ternyata ...






TANGAN GUE MASIH BENGKOK!! sang dokter pun cuma bisa menggelengkan kepala dan berkata dengan santai,” aduuhh kok masih bengkok yah? wahh ini sih mesti di gips lagi”.
dan gue pun cuma bisa menatap kearah tangan gue sambil membayangkan penderitaan yang gue alami saat di gips dulu seperti ga bisa nulis, ga bisa maen PS, dan yang paling sadis adalah gue harus kembali makan dengan tangan kiri yang dimana fungsi utama tangan kiri adalah untuk cebok kalo abis boker, absurd sekali masa-masa SMP gue. 

Tiga hari kemudian gue pun menjalani operasi dan kembali di gips yang selanjutnya seperti biasa bersiap-siap menjadi media tatto oleh teman gue, semoga aja kali ini dia ga membuat gambar titit lagi yang hampir menjatuhkan harga diri gue di depan suci.


Setelah hampir 5 hari gue ga masuk sekolah akhirnya gue kembali menginjakan kaki disekolah dan tetap dengan di gips dan bener aja temen sebangku gue anggit langsung menyikat habis tangan gue dengan gambar-gambarnya yang kalo gue liat sekarang lebih baik dari pada waktu itu, karena dia sedang menggambar pemandangan dua buah gunung sama besar yang di kedua ujung gunungnya ada dua buah batu. Namun, satu-satunya yang membuat gue kangen untuk balik ke sekolah adalah suci wanita idaman gue.
Entah karena gue kurang cukup menderita dengan wajah gue yang pas-pasan dan harus makan dengan tangan bekas cebok, sekarang gue mendengar gossip bahwa 2 hari lalu suci baru saja di tembak oleh temen gue detha yang memang ganteng dan cukup populer dikalangan cewe-cewe, gue serasa jatoh tertimpa tangga keruntuhan genteng terus tewas di lindes kereta ekonomi.


Tapi mungkin memang benar Tuhan sudah menentukan takdir seseorang sesuai dengan kehendak-Nya dan setiap ada pertemuan pasti ada saatnya juga untuk perpisahan
mungkin benar juga kalo Tuhan pengen suci jauh dari gue karena beberapa hari setelah suci memberikan sebuah tanda tangan yang bikin gue ga mau mandi dan terus memandanginya, dia pun ternyata telah menjalin hubungan dengan orang lain, dan sekali lagi gue hanya bisa mengenang balada “Combro Berurat” itu dan melihat sebuah harapan balasan cinta pertama yang bertepuk sebelah tangan.


Pada akhirnya orang yang hanya bisa mengagumi seseorang dari jauh tak akan pernah mampu mengutarakan perasaannya dan hanya berani untuk memandang jauh kedalam hatinya dan berkata
"gue udah seneng ngeliat dia bahagia dengan orang lain".

kata-kata pertama dan semoga bukan yang terakhir




alhamdulilahhirobilalamin akhirnya blog pertama gue berhasil dibuat dengan susah payah *siram ketek pake air 7x*.

Sebenernya gue juga bingung kenapa gue niat banget buat
blog ini. Entah karena gue yang memang punya bakat nulis atau memang gue terlalu berbakat buat engga punya kerjaan selain nulis tentang kehidupan gue di dunia maya, ahhh bodo amat yang penting gue keliatan belajar karena sering ngetak ngetik di depan komputer *pencitraan depan ortu*

oh iya, salah satu alasan gue kenapa lebih milih blog daripada tumblr buat nuangin isi kehidupan gue di dunia maya bukan karena gue pengen terlihat beda dari yang lain tapi karena emang dasarnya gue ga ngerti sama namanya maenan tumblr (T^T). 

sedih rasanya, gue merasa gagal menjadi seorang remaja tanggung di era social media ini. semoga aja gue masih bisa bertahan dan ga berpindah haluan menjadi bagian dari "Rental" Remaja rentan galau karena ketidakmampuan gue ini. 
sorry, gue bukan lagi mau bok*r di tengah2 rumput
tapi emang tampang gue yang keliatan ngeden kalo
di depan kamera.